Yang Melelahkan dari Menunggu



"Apakah menunggu seseorang itu melelahkan?" tanyanya pada suatu siang. 
"Sangat." jawabku.

Menunggu itu melelahkan. Kamu tidak pernah tahu apakah yang kamu tunggu akan datang atau tidak. Kamu tidak pernah bisa memastikan apakah ia adalah sesuatu yang pantas untuk kamu tunggu. Kadang, kamu juga tidak tahu harus berapa lama menghabiskan waktu untuk menunggu.

Tapi ada yang lebih penting, yang membuat 'menunggu' menjadi sesuatu yang sangat melelahkan. Bukan soal berapa hari, bulan, bahkan tahun yang harus kamu lewati. Tapi soal kepastian. Kamu menunggu dalam ketidakpastian. Itu yang membunuhmu.

Saat kamu berpuasa, kamu menahan lapar, lalu menunggu adzan magrib untuk berbuka. Itu pasti. Saat kamu menunggu, kamu tahu pasti nantinya kamu akan makan hingga kenyang. Itu yang membuatmu tak masalah untuk menunggu waktu berbuka, meskipun terasa lama.
Sementara, ketika terjadi musibah kelaparan, kamu akan berpuasa, menahan lapar, lalu menunggu, namun kamu sendiri tidak tahu kapan kamu bisa makan, kamu tidak tahu kapan bantuan akan datang.

Apakah kamu sudah menangkap perbedaannya?

Keduanya sama-sama 'menunggu'. Tapi yang seringkali membuat menunggu itu melelahkan dan mengecewakan adalah ketidakpastian yang datang bersama 'tunggu' itu sendiri.

"Jika seseorang menungguku, apakah aku jahat jika aku memilih orang lain dibandingkan seseorang yang telah membiarkan waktunya terbuang untuk menungguku?"

Tidak. Menunggu itu pilihan. Saat seseorang memilih untuk menunggumu, dia harusnya tahu dan paham kemungkinan terburuknya. Seharusnya dia sudah tahu saat dia memutuskan untuk menunggu, dia telah berjudi dengan waktu, entah untuk berapa lama dan bagaimana akhirnya. Jangan merasa jahat atas pilihan orang lain, kamu tidak selalu bisa membuatnya berubah pikiran. Yang jahat adalah jika kamu menyuruhnya untuk menunggu, memberinya harapan, lalu pergi begitu saja.

Menunggu itu beresiko. Bahkan jika seseorang yang kau tunggu-tunggu akhirnya datang dan kembali padamu. Apakah kamu bisa memastikan senyumnya masih bisa membuatmu berdebar? Apakah kamu bisa memastikan tatapannya masih mampu membuatmu tenggelam dalam cerita dongeng yang indah? Apakah kamu bisa memastikan bahwa pelukannya masih sama, selalu mampu menjadi penawar tiap kali kamu gelisah? Apakah kehadirannya masih menjadi semesta yang selalu kamu rindukan? 

Waktu selalu bisa merubah siapapun. Dan apakah kamu yakin, dia masih adalah orang yang sama - seperti saat pertama kali kamu memutuskan untuk mulai menunggunya?

Share this:

, , ,

WHAT DO YOU THINK?

0 comments:

Post a Comment

Large Grey Polka Dot Pointer