Tentang Waktu yang Selalu Tepat


Pemikiran ini muncul ketika aku sedang menghabiskan malamku di roof top kosan, seperti biasanya, aku menyusun koran sebagai alasnya, lalu tidur-tiduran sambil melihat bintang dan mendengarkan lagu mellow favoritku.

Waktu itu aku sedang bernegosiasi dengan diriku sendiri, tentang waktu. Aku sering berusaha menekankan pada diriku sendiri bahwa waktu Tuhan selalu tepat. Mungkin saat ini, saat merasakannya, everything seems not alright. Kadang kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan, kadang kita berpikir 'kenapa ini harus terjadi sama aku?'. Tapi percaya saja, apapun yang terjadi adalah yang terbaik yang Tuhan mau beri. 

Kita hanya perlu belajar percaya, bahwa Tuhan punya yang lebih baik untuk kita, apa yang kita anggap baik, belum tentu baik menurut Tuhan. Hanya saja kita sering tidak sabaran (akupun juga begitu). Saat berdoa rasanya ingin segera dikabulkan, ketika apa yang kita harapkan dan minta dalam doa tidak kunjung terwujud, lalu kita akan patah semangat dan pupus harapan. Merasa lelah, lalu menyerah.

Saat pertama kali aku tidur-tiduran dan melihat bintang, yang kulihat hanya ada satu bintang. Rasanya lama sekali aku melihatinya, namun tetap saja hanya ada satu. Lalu aku menghabiskan berjam-jam di rooftop untuk melihat pesawat lewat (?), awan tebal yang berjalan, sampai akhirnya satu persatu bintang muncul dan memenuhi langit.

Saat aku melihatnya, kurasakan bintang-bintang itu berbicara padaku. Dia berkata, "Waktu yang tepat itu seperti bintang. Kamu tidak selalu melihatnya, tapi yakinlah bahwa mereka ada. Mereka hanya tertutup awan tebal. Dan, hanya jika kamu sabar menunggu awan itu berlalu, kamu akan melihat indahnya bintang-bintang."

Apa jadinya jika saat aku melihat hanya langit gelap tanpa bintang dan aku langsung memutuskan untuk kembali ke kamar karena kecewa tak menemukan hamparan bintang di langit? Maka hari itu aku akan menganggap kalau malam itu tidak ada bintang.

Kadang sesederhana itu. Kita hanya perlu sabar menunggu.

Bintang itu ibarat waktu yang tepat yang membawamu pada kebahagiaan. Dan awan tebal itu adalah masalah-masalah yang kamu hadapi. Saat kita memutuskan untuk menyerah hanya karena kita tidak melihat 'bintang'nya, maka itu hanya akan membuat kita berpikiran negatif 'Ah capek, mungkin kebahagiaan itu bukan jodohku' atau lebih ironis (atau alay) lagi kalau sampai berpikiran 'Mungkin aku nggak pernah dilahirkan buat bahagia.'

Setiap orang memiliki waktunya sendiri.
Jadi, nikmatilah prosesnya hingga kamu menemukan bintangmu nanti :) 


Surabaya, 10 Maret 2016 

Share this:

CONVERSATION

2 comments:

  1. Great post!! Can't wait for your next one <3<3 By the way, I also read your book, Bicara Cinta. It's A W E S O M E !! And so eye catching :D

    hey, visit mine too, would you? Thanks!
    http://www.chippeido.co.vu

    ReplyDelete
  2. Whoaaa, thank you so so so much for having your time with Bicara Cinta and visit my random blog hehehe ♥

    I have visited your blog, nice one ! :D

    ReplyDelete

Large Grey Polka Dot Pointer